Norwegia siap melakukan transfer teknologi Carbon Capture Score kepada Indonesia. Jubir Presiden, Dino Patti Djalal, mengatakan hal itu usai mendampingi Presiden SBY menerima kunjungan kehormatan PM Norwegia Jens Stoltenberg, di Hotel InterContinental, Bali, Kamis (13/12) siang.
Nusa Dua, Bali: Norwegia siap melakukan transfer teknologi carbon capture score (CCS) kepada Indonesia. Teknologi ini untuk menangkap emisi gas buang dari udara, lalu dimasukkan ke dalam tanah sehingga tak mencemari udara lagi. Juru Bicara Presiden, Dino Patti Djalal, mengatakan hal itu usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan kehormatan PM Norwegia Jens Stoltenberg, di Hotel InterContinental, Nusa Dua, Bali, Kamis (13/12) siang.
Menurut Dino, ada hal pokok dibahas dalam pertemuan SBY-Stoltenberg itu. Pertama, meningkatkan kerjasama sektor kehutanan kedua negara. Kedua, Norwegia akan membantu Indonesia dalam persoalan mengurangi emisi dari penggundulan dan kerusakan hutan - REDD (Reducing Emmissions from Deforestration and Degradation).
"Norwegia dikenal memiliki teknologi yang bagus dalam masalah hutan ini. Mereka mempunya teknologi carbon capture score (CCS), yang bisa menangkap emisi di udara lalu dimasukkan ke dalam tanah," Dino menjelaskan. Norwegia menekankan bahwa masalah kehutanan ini harus menjadi bagian integral dalam konsensus pasca Protokol Kyoto.
Dalam persoalan REDD, Norwegia telah mempunyai program Forest Carbon Partnership Facility - FCPF (Dana Kemitraan Karbon Hutan). Dana ini akan dikelola Bank Dunia, dan Indonesia masuk ke dalam program tersebut. FCPF menggunakan dua mekanisme, yaitu mekanisme kesiapan (readiness mechanism) dan mekanisme pendanaan karbon (carbon finance mechanism).
Dalam pertemuan tersebut, ujar Dino, Stoltenberg juga menceritakan bahwa Bali sangat familiar bagi ia dan keluarganya."Tahun lalu ia dan keluarganya berlibur ke Bali," Dino menambahkan.
Ketika menerima Stoltenberg, SBY didampingi Menko Polhukkam Widodo AS, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Mensesneg Hatta Rajasa, Seskab Sudi Silalahi, Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Sutanto, dan ekonom Sjahrir. Sedangkan PM Norwegia disertai dubesnya untuk Indonesia, Djorn Blokhus.
Sumber : http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2007/12/13/2555.html
Nusa Dua, Bali: Norwegia siap melakukan transfer teknologi carbon capture score (CCS) kepada Indonesia. Teknologi ini untuk menangkap emisi gas buang dari udara, lalu dimasukkan ke dalam tanah sehingga tak mencemari udara lagi. Juru Bicara Presiden, Dino Patti Djalal, mengatakan hal itu usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan kehormatan PM Norwegia Jens Stoltenberg, di Hotel InterContinental, Nusa Dua, Bali, Kamis (13/12) siang.
Menurut Dino, ada hal pokok dibahas dalam pertemuan SBY-Stoltenberg itu. Pertama, meningkatkan kerjasama sektor kehutanan kedua negara. Kedua, Norwegia akan membantu Indonesia dalam persoalan mengurangi emisi dari penggundulan dan kerusakan hutan - REDD (Reducing Emmissions from Deforestration and Degradation).
"Norwegia dikenal memiliki teknologi yang bagus dalam masalah hutan ini. Mereka mempunya teknologi carbon capture score (CCS), yang bisa menangkap emisi di udara lalu dimasukkan ke dalam tanah," Dino menjelaskan. Norwegia menekankan bahwa masalah kehutanan ini harus menjadi bagian integral dalam konsensus pasca Protokol Kyoto.
Dalam persoalan REDD, Norwegia telah mempunyai program Forest Carbon Partnership Facility - FCPF (Dana Kemitraan Karbon Hutan). Dana ini akan dikelola Bank Dunia, dan Indonesia masuk ke dalam program tersebut. FCPF menggunakan dua mekanisme, yaitu mekanisme kesiapan (readiness mechanism) dan mekanisme pendanaan karbon (carbon finance mechanism).
Dalam pertemuan tersebut, ujar Dino, Stoltenberg juga menceritakan bahwa Bali sangat familiar bagi ia dan keluarganya."Tahun lalu ia dan keluarganya berlibur ke Bali," Dino menambahkan.
Ketika menerima Stoltenberg, SBY didampingi Menko Polhukkam Widodo AS, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Mensesneg Hatta Rajasa, Seskab Sudi Silalahi, Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Sutanto, dan ekonom Sjahrir. Sedangkan PM Norwegia disertai dubesnya untuk Indonesia, Djorn Blokhus.
Sumber : http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2007/12/13/2555.html
0 comments:
Post a Comment