Banjir yang melanda empat daerah di Gorontalo, Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Bonbol dan Gorontalo Utara menimbulkan kerugian besar bagi rakyat. Taksiran sementara, kerusakan berjumlah kurang lebih Rp175,5 Milyar. Ini pun belum didata keseluruhan. Belum lagi, kerugian dalam bentuk psikis, mental dan trauma warga.
Data tersebut kemungkinan akan bertambah, dan akan dibawa Gubernur Gorontalo ke pusat untuk memperoleh bantuan. Di kota Gorontalo kerugian yang dialami sebesar Rp 50,5 miliar. Kualifikasi kerugian terdiri dari saran dan prasarana pengairan dan jalan dalam Kota Rp 20 miliar rumah penduduk Rp 30 miliar dan sisanya Rp 500 juta 21 unit rumah penduduk di kelurahan Leato Selatan Kota Timur yang dilanda banjir bandang disertai batu baru-baru ini.
Kepal Dinas PU Kota Gorontalo Ir Kusnan Sudrajat mengungkapkan, untuk sementara, data kerugian ini terinci. Sisanya, rumah penduduk yang rusak berat masih sementara dalam pendataan untuk ditaksir berapa kerugian. Dikatakanya, data ini akan dilaporkan kepada Pemerintah Provinsi untuk beroleh kucuran dana segar dari Pemerintah Pusat dalam hal ini Departemen Kesejahteraan Rakyat RI.
Perbaikan sarana dan prasarana akibat banjir oleh Pemkot belum bisa memastikan bagaimana cara menanggulanginya. "Jelasnya data kerusakan akibat banjir ini akan dilaporkan ke Pemerintah Provinsi untuk beroleh bantuan dari pusat,"terangnya. Khusus di Kelurahan Leato Selatan, Kusanan mengungkapkan, sungai tada hujan yang menjadi sumber bencana warga sekitar saat ini pekerjaanya sudah dimulai. Awalnya, sungai yang sekali-kali dialiri air ketika hujan turun itu mencapai kedalaman empat meter, setelah banjir bandang baru-baru ini, sungai tersebut kini tertimbun bebataun dan dalamnya tinggal sekitar satu meter. "saluranya dulu yang diperbaiki, selanjutnya rumah warga menunggu kebijakan lagi,"pungkas Kusnan menegaskan data kerugian ini masih sementara, kemungkinan besar masih akan bertambah.
Di Bone Bolango banjir bandang yang membawa kayu dan Lumpur ini memaksa 593 Kepala Keluarga atau 668 jiwa harus hidup di pengungsian. Taksiran sementara kerugian mencapai Rp 50 miliar. Bupati Bone Bolango Ismet Mile yang ditemui Gorontalo Post mengatakan bencana banjir di daerah ini sudah mendapat perhatian pemerintah pusat. Tidak kurang dari anggota DPR RI asal Provinsi Gorontalo Suharso Monoarfa serta tim dari pemerintah pusat yang didampingi Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad telah meninjau dan mengunjungi masyaraat yang terkena bencana banjir di Desa Lombongo Kecamatan Suwawa Tengah. Perkiraan sementara, bencana banjir itu menimbulkan kerugian mencapai Rp 50 miliar.
Menurut Ismet Mile, pihaknya saat ini masih kosentrasi pada tanggap darurat. Artinya melakukan penanganan kepada masyarakat yang tertimpa bencana baik menyangkut kebutuhan sehari-hari di pengusian maupun melakukan antisipasi jangan sampai ada bencana susulan. “Masyarakat yang terkena bencana diupayakan untuk mendapatkan suplai makanan dan air bersih serta obat-obatan,” kata Ismet seraya mengatakan hal itu yang menjadi konsentrasi perhatian pemerintah daerah.
Ditanya menyangkut rekonstruksi bangunan maupun fasilitas yang rusak? Ismet mengaku Anggaran Pembiayaan dan Belanja Daerah (APBD) pembahasannya telah rampung. Untuk melakukan rekonstruksi terhadap fasilitas yang rusak itu akan dimasukkan dalam perubahaan anggaran nantinya. Apalagi, menyangkut fasilitas obyek wisata Lombongo yang tidak lain merupakan salah satu sektor andalan Pemkab Bone Bolango. “Tidak ada yang menyangka akan adatangnya bencana semacam ini,” ujarnya seraya mengatakan pihaknya tetap berupaya untuk membangun kembali fasilitas yang rusak serta mengharapkan perhatian lebih dari pemerintah Provinsi Gorontalo maupu pemerintah pusat untuk pembangunan kembali fasilitas yang rusak itu.
Ibrahim Ntau kepala Dinas Pekerjaan Umum yang ditemui GP menjelaskan pihaknya telah melakukan pendataan kerusakan yang ditimbulkan bencana banjir. “Namun begitu, pemerintah daerah saat ini masih konsentrasi pada tanggap darurat yang terkait langsung dengan masyarakat yang menjadi korban bencana,” tuturnya dan menyebutkan tahapan selanjutnya setelah tanggap darurat adalah melakukan rekonstruksi atau membangun kembali fasilitas yang rusak sesuai prioritas.
Di Kabupaten Gorontalo,kerugian mencapai sekitar Rp 75 miliar. Itupun belum dihitung dengan kerugian pada banjir terparah di tujuh desa di lokasi bantaran danau Limboto. Hasil observasi Bagian Pembangunan Setda Kabupaten Gorontalo mengungkapkan, kerusakan terbesar terjadi pada aeral pertanian milik warga. Setidaknya, lebih dari 500 hektar tanaman padi dan jagung milik warga rusak akibat dilanda banjir. Selain itu sejumlah infrastruktur seperti beberapa ruas jalan dan tanggul sungai ikut mengalami kerusakan.
Kepala Bagian Pembangunan Setda Kabupaten Gorontalo Abd. Naseer Maunti menjelaskan, selang sepekan ini banjir menerjang wilayah Kabupaten Gorontalo sudah tiga kali berturut. Awalnya pada (11/12) sebagian Kecamatan Limboto, kemudian (13/12) meliputi daerah Kecamatan Pulubala, Tibawa dan Limboto Barat. Selanjutnya Senin (18/12) merupakan terbesar dimana 7 kecamatan dilanda banjir. "Musibah banjir yang pertama, sudah dibuatkan usulan bantuan kepada Menkokesra dan Mensos sekitar Rp 14 miliar. Dimana Wakil Bupati Gorontalo sendiri yang langsung mengantar usulan tersebut," ujarnya.
Sementara, Naseer menambahkan, kerugian musibah banjir yang terjadi kemarin mencapai sekitar Rp 45 miliar. "Yang jelas untuk langkah penanganan saat ini difokuskan jangan sampai para korban banjir kelaparan. Selanjutnya akan dilakukan identifikasi kerusakan dan tetap bermohon ke pusat serta bekerjasama dengan Pemprov Gorontalo," imbuhnya.
Sementara data yang diperoleh dari Dinas Sosial Kabupaten Gorontalo mengungkapkan, jumlah korban banjir secara keseluruhan mencapai 2.147 Kepala Keluarga (KK). Jumlah KK yang telah menerima bantuan makanan sebanyak 1.097 KK. Dimana semenjak awal banjir Dinas Sosial Kabupaten Gorontalo telah menyalurkan bantuan makanan berupa beras sebanyak 7,5 ton, mie instan 4.500 bungkus dan ikan kaleng 7.500 kaleng serta sambal dan kecap.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gorontalo Yusuf S Hida menjelaskan, stok sembako yang siap didistribusikan masih tersedia sekitar 690 paket. Meski demikian pihaknya masih membutuhkan tambahan pasokan stok bahan makanan. "Kebutuhan yang masih diperlukan untuk beras sekitar 10 ton, Ikan Kaleng 7500 kaleng dan Mie Instan 500 bungkus, Minyak Kelapa 1500 kilogram dan tas plastik," ungkapnya.
Menyangkut evakuasi warga, Yusuf menjelaskan, hal itu akan dilakukan melihat situasi dan kondisi. "Disetiap kecamatan telah dibentuk posko-posko penanggulangan. Apabila situasi dinilai sudah cukup kritis maka tentunya evakuasi warga akan segera dilakukan," ujarnya. Sementara untuk data Gorut sendiri masih sementara dirampungkan, pendataan di lapangan terus dilakukan.
Sumber :
http://www.gorontalopost.info
http://dinkes.gorontaloprov.go.id
Data tersebut kemungkinan akan bertambah, dan akan dibawa Gubernur Gorontalo ke pusat untuk memperoleh bantuan. Di kota Gorontalo kerugian yang dialami sebesar Rp 50,5 miliar. Kualifikasi kerugian terdiri dari saran dan prasarana pengairan dan jalan dalam Kota Rp 20 miliar rumah penduduk Rp 30 miliar dan sisanya Rp 500 juta 21 unit rumah penduduk di kelurahan Leato Selatan Kota Timur yang dilanda banjir bandang disertai batu baru-baru ini.
Kepal Dinas PU Kota Gorontalo Ir Kusnan Sudrajat mengungkapkan, untuk sementara, data kerugian ini terinci. Sisanya, rumah penduduk yang rusak berat masih sementara dalam pendataan untuk ditaksir berapa kerugian. Dikatakanya, data ini akan dilaporkan kepada Pemerintah Provinsi untuk beroleh kucuran dana segar dari Pemerintah Pusat dalam hal ini Departemen Kesejahteraan Rakyat RI.
Perbaikan sarana dan prasarana akibat banjir oleh Pemkot belum bisa memastikan bagaimana cara menanggulanginya. "Jelasnya data kerusakan akibat banjir ini akan dilaporkan ke Pemerintah Provinsi untuk beroleh bantuan dari pusat,"terangnya. Khusus di Kelurahan Leato Selatan, Kusanan mengungkapkan, sungai tada hujan yang menjadi sumber bencana warga sekitar saat ini pekerjaanya sudah dimulai. Awalnya, sungai yang sekali-kali dialiri air ketika hujan turun itu mencapai kedalaman empat meter, setelah banjir bandang baru-baru ini, sungai tersebut kini tertimbun bebataun dan dalamnya tinggal sekitar satu meter. "saluranya dulu yang diperbaiki, selanjutnya rumah warga menunggu kebijakan lagi,"pungkas Kusnan menegaskan data kerugian ini masih sementara, kemungkinan besar masih akan bertambah.
Di Bone Bolango banjir bandang yang membawa kayu dan Lumpur ini memaksa 593 Kepala Keluarga atau 668 jiwa harus hidup di pengungsian. Taksiran sementara kerugian mencapai Rp 50 miliar. Bupati Bone Bolango Ismet Mile yang ditemui Gorontalo Post mengatakan bencana banjir di daerah ini sudah mendapat perhatian pemerintah pusat. Tidak kurang dari anggota DPR RI asal Provinsi Gorontalo Suharso Monoarfa serta tim dari pemerintah pusat yang didampingi Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad telah meninjau dan mengunjungi masyaraat yang terkena bencana banjir di Desa Lombongo Kecamatan Suwawa Tengah. Perkiraan sementara, bencana banjir itu menimbulkan kerugian mencapai Rp 50 miliar.
Menurut Ismet Mile, pihaknya saat ini masih kosentrasi pada tanggap darurat. Artinya melakukan penanganan kepada masyarakat yang tertimpa bencana baik menyangkut kebutuhan sehari-hari di pengusian maupun melakukan antisipasi jangan sampai ada bencana susulan. “Masyarakat yang terkena bencana diupayakan untuk mendapatkan suplai makanan dan air bersih serta obat-obatan,” kata Ismet seraya mengatakan hal itu yang menjadi konsentrasi perhatian pemerintah daerah.
Ditanya menyangkut rekonstruksi bangunan maupun fasilitas yang rusak? Ismet mengaku Anggaran Pembiayaan dan Belanja Daerah (APBD) pembahasannya telah rampung. Untuk melakukan rekonstruksi terhadap fasilitas yang rusak itu akan dimasukkan dalam perubahaan anggaran nantinya. Apalagi, menyangkut fasilitas obyek wisata Lombongo yang tidak lain merupakan salah satu sektor andalan Pemkab Bone Bolango. “Tidak ada yang menyangka akan adatangnya bencana semacam ini,” ujarnya seraya mengatakan pihaknya tetap berupaya untuk membangun kembali fasilitas yang rusak serta mengharapkan perhatian lebih dari pemerintah Provinsi Gorontalo maupu pemerintah pusat untuk pembangunan kembali fasilitas yang rusak itu.
Ibrahim Ntau kepala Dinas Pekerjaan Umum yang ditemui GP menjelaskan pihaknya telah melakukan pendataan kerusakan yang ditimbulkan bencana banjir. “Namun begitu, pemerintah daerah saat ini masih konsentrasi pada tanggap darurat yang terkait langsung dengan masyarakat yang menjadi korban bencana,” tuturnya dan menyebutkan tahapan selanjutnya setelah tanggap darurat adalah melakukan rekonstruksi atau membangun kembali fasilitas yang rusak sesuai prioritas.
Di Kabupaten Gorontalo,kerugian mencapai sekitar Rp 75 miliar. Itupun belum dihitung dengan kerugian pada banjir terparah di tujuh desa di lokasi bantaran danau Limboto. Hasil observasi Bagian Pembangunan Setda Kabupaten Gorontalo mengungkapkan, kerusakan terbesar terjadi pada aeral pertanian milik warga. Setidaknya, lebih dari 500 hektar tanaman padi dan jagung milik warga rusak akibat dilanda banjir. Selain itu sejumlah infrastruktur seperti beberapa ruas jalan dan tanggul sungai ikut mengalami kerusakan.
Kepala Bagian Pembangunan Setda Kabupaten Gorontalo Abd. Naseer Maunti menjelaskan, selang sepekan ini banjir menerjang wilayah Kabupaten Gorontalo sudah tiga kali berturut. Awalnya pada (11/12) sebagian Kecamatan Limboto, kemudian (13/12) meliputi daerah Kecamatan Pulubala, Tibawa dan Limboto Barat. Selanjutnya Senin (18/12) merupakan terbesar dimana 7 kecamatan dilanda banjir. "Musibah banjir yang pertama, sudah dibuatkan usulan bantuan kepada Menkokesra dan Mensos sekitar Rp 14 miliar. Dimana Wakil Bupati Gorontalo sendiri yang langsung mengantar usulan tersebut," ujarnya.
Sementara, Naseer menambahkan, kerugian musibah banjir yang terjadi kemarin mencapai sekitar Rp 45 miliar. "Yang jelas untuk langkah penanganan saat ini difokuskan jangan sampai para korban banjir kelaparan. Selanjutnya akan dilakukan identifikasi kerusakan dan tetap bermohon ke pusat serta bekerjasama dengan Pemprov Gorontalo," imbuhnya.
Sementara data yang diperoleh dari Dinas Sosial Kabupaten Gorontalo mengungkapkan, jumlah korban banjir secara keseluruhan mencapai 2.147 Kepala Keluarga (KK). Jumlah KK yang telah menerima bantuan makanan sebanyak 1.097 KK. Dimana semenjak awal banjir Dinas Sosial Kabupaten Gorontalo telah menyalurkan bantuan makanan berupa beras sebanyak 7,5 ton, mie instan 4.500 bungkus dan ikan kaleng 7.500 kaleng serta sambal dan kecap.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gorontalo Yusuf S Hida menjelaskan, stok sembako yang siap didistribusikan masih tersedia sekitar 690 paket. Meski demikian pihaknya masih membutuhkan tambahan pasokan stok bahan makanan. "Kebutuhan yang masih diperlukan untuk beras sekitar 10 ton, Ikan Kaleng 7500 kaleng dan Mie Instan 500 bungkus, Minyak Kelapa 1500 kilogram dan tas plastik," ungkapnya.
Menyangkut evakuasi warga, Yusuf menjelaskan, hal itu akan dilakukan melihat situasi dan kondisi. "Disetiap kecamatan telah dibentuk posko-posko penanggulangan. Apabila situasi dinilai sudah cukup kritis maka tentunya evakuasi warga akan segera dilakukan," ujarnya. Sementara untuk data Gorut sendiri masih sementara dirampungkan, pendataan di lapangan terus dilakukan.
Sumber :
http://www.gorontalopost.info
http://dinkes.gorontaloprov.go.id
0 comments:
Post a Comment